Wednesday, December 4, 2013

LAPORAN PKP

LAPORAN PKP – PGSD PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA KELAS VI SDN 2 CIUYAH KECAMATAN WALED KABUPATEN CIREBON Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional ( PDGK 4501 ) PENYUSUN Nama : SUGENG NIM : 818093324 Pokjar : Sumber – Kabupaten Cirebon Masa Registrasi : 2013.1 UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG 2013 LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN PKP – PGSD / PDGK - 1501 Nama Mahasiswa : SUGENG NIM : 818093324 Program Studi : S1 PGSD Pokjar / Kab : Sumber Kabupaten Cirebon Tempat Mengajar : SDN 2 Ciuyah Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon Jumlah Siklus Pembelajaran : 2 ( Dua ) Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Pra Siklus, Hari Kamis, 13 September 2012 Siklus I, Hari Selasa, 25 September 2012 Siklus II, Hari Kamis, 04 Oktober 2012 Masalah yang merupakan fokus perbaikan : 1. Kurang penggunaan media pembelajaran yang lebih signifikan. 2. Guru kurang berinovasi dalam penggunaan metode dalam menyampaikan pembelajaran Cirebon, 27 April 2013 Menyetujui Supervisor I Mahasiswa NEDI SUNAEDI, H. Drs SUGENG NIP. 410900195 NIM. 818093324 i SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : SUGENG NIM : 818093324 Program Studi : S1 PGSD Pokjar / Kab : Sumber Kabupaten Cirebon Alamat Rumah : Dusun Kliwon RT.04 RW. 08 Desa Waleddesa Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang berjudul “ Penerapan Metode Demonstrasi dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Pembelajaran Matematika Pada Kelas VI SDN 2 Ciuyah “. Menyatakan dengan sebenar-benarnya, bahwa Keseluruhan isinya adalah benar-benar karya penulis. Penulis tidak melakukan penjiplakan dan pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan nama, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah. Atas pernyataan ini, penulis siap menanggung resiko ataupun sangsi yang dijatuhkan kepada penulis apabila dikemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya penulisan ini atau ada klaim dari pihak lain atas keaslian laporan ini. Cirebon, 27 April 2013 SUGENG NIM. 818093324 ii BIODATA MAHASISWA Nama UPBJJ : UT Bandung Masa Registrasi : 2013.1 Pokjar : Sumber Kabupaten Cirebon Nama Mahasiswa : SUGENG NIM : 818093324 Program Studi : S1 PGSD Tempat Mengajar : SDN 2 Ciuyah Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon Supervisor : 1. Dr. SARDJIYO WIYONO, M. Si 2. NEDI SUNAEDI, H. Drs. Jadwal Bimbingan : 1. Minggu, 11 Maret 2012 2. Minggu, 18 Maret 2012 3. Minggu, 25 Maret 2012 4. Minggu, 01 April 2012 5.Minggu, 15 April 2012 6. Minggu, 22 April 2012 7. Minggu, 29 April 2012 8. Minggu, 06 Mei 2012 iii KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Karunia – Nya yang tidak terhingga, solawat beserta salam kita sanjungkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Hasil Perbaikan Pembelajaran ini. Adapun penulisan laporan ini untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional ( PKP ) PDGK 4501 Program S1 PGSD. Mudah-mudahan dengan adanya perbaikan pembelajaran ini dunia pendidikan kita serta anak didik kita semakin maju dan bermutu. Dalam penyusunan laporan ini penulis bertujuan untuk meningkatkan mutu anak didik agar lebih baik, Terampil, cerdas, mandiri dan bermoral, namun penulis menyadari akan kekurangan dan kelemahan yang dimiliki oleh penulis dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dalam proses belajar mengajar lebih baik lagi. Dengan ini penulis mengambil judul laporan “ Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Pembelajaran MATEMATIKA Pada Kelas VI SDN 2 Ciuyah Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon “. Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi dunia pendidikan pada umumnya. Dengan kerendahan hati, penulis menyampaikan banyak terima kasih atas bantuan dan dukungannya kepada : 1. Bapak Drs. Agus Wahyudin,M.Si Ketua Pengelola UT Kabupaten Cirebon 2 Bapak Dr.Sardjiyo Wiyono,M. Si selaku Supervisor 1. 3. Bapak Nedi Sunaedi,H.Drs. selaku Supervisor 1 4. Bapak Enca Supriatna,S.Pd selaku Supervisor 2 5. Bapak H.Sumarso Selaku Kepala Sekolah SDN 2 Ciuyah 6. Rekan – rekan guru SDN 2 Ciuyah. Cirebon, 27 April 2013 Penulis iv DAFTAR ISI Lembar Pengesahan………………………………………………………...i Surat Pernyataan…………………………………………………………..ii Biodata Mahasiswa……………………………………………………….iii Kata Pengantar……………………………………………………………...iv Daftar Isi…………………………………………………………………......v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………..1 - 3 B. Rumusan Masalah……………………………………3 - 4 C. Tujuan Penelitian………………………………………..4 D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran……………..4 - 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Tindakan Kelas – Definisi……………………...6 - 7 B. Metode Pembelajaran. 1. Pengertian Metode……………………………… ……7 - 8 2. Fungsi Metode Pembelajaran…………………………….7 C. Metode Demonstrasi……………………………………7 - 12 D. Metode Eksperimen……………………………………12 - 16 BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN A. Subjek Penelitian……………………………………….17 - 19 B. Deskripsi Persiklus……………………………………..19 - 22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Persiklus…………………………………….23 - 28 B. Pembahasan dari setiap Siklus………………………...29 - 31 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan…………………………………………………32 B. Saran………………………………………………………..33 Daftar Pustaka…………………………………………………………34 Lampiran……………………………………………………………….35 v BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan tuntutan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi pada masa Globalisasi sekarang ini, kehidupan semakin menuntut agar kita dapat memenangkan kompetisi dalam segala hal, untuk itu Peran guru sangat dominan dalam mencapai keberhasilan pendidikan sehingga hendaknya guru mengerahkan dengan semua kemampuan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dari setiap jenjang pendidikan merupakan prioritas utama bahkan sudah menjadi komitmen Nasional dalam dunia pendidikan kita. Apalagi pada jenjang pendidikan Dasar, saat dimana siswa harus dibekali dengan kemampuan dan keterampilan dasar untuk mengembangkan kehidupan untuk pribadinya, sebagai anggota masyarakat, sebagai warga Negara dan sebagai umat manusia, untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.Sekolah Dasar merupakan titik awal landasan pendidikan dasar pada saat ini untuk menyongsong masa depan yang lebih baik.Mutu pendidikan di Sekolah Dasar sangat erat kaitannya dengan kelancaran proses belajar mengajar, kelengkapan alat peraga dan sarana lain untuk menunjang pembelajaran serta didukung oleh guru yang berkualitas juga memiliki sikap juang yang tinggi hingga target pendidikan bermutu dan berkualitas tercapai, Karena kunci keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar juga didukung sarana dan prasarana yang memadai serta usaha meningkatkan mutu pendidikan, proses dan hasil belajar dititik beratkan adanya upaya kelengkapan alat-alat ( pembelajaran ). Khususnya penggunaan alat peraga yang ada kaitannya dengan pelajaran MATEMATIKA yang bertujuan untuk mempermudah dan memperjelas pemahaman siswa sehingga hasil belajar meningkat. 1 2 Maka penulis member judul pada laporan ini yaitu “ Penerapan Metode Demonstrasi dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Pembelajaran MATEMATIKA Pada Kelas VI SDN 2 Ciuyah ”. Salah satu materi pembelajaran di Sekolah Dasar kelas VI adalah tentang Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit. Konsep yang harus dikuasai siswa sebagai dasar untuk pembelajaran materi berikutnya. Dari hasil observasi pembelajaran di Sekolah Dasar sebagian besar jarang menggunakan alat peraga. Guru masih menggunakan metode tradisional hanya berceramah dalam menyampaikan materi yang diajarkan tanpa ditunjang dengan alat peraga yang memadai, kemudian dilanjutkan dengan Tanya jawab ( itu juga tidak ada siswa yang bertanya ) dan diakhiri dengan penilaian, berupa soal-soal yang harus dikerjakan siswa. Jadi konsep-konsep yang sudah ada terutama dari buku LKS atau dari guru, siswa tidak berkesempatan untuk mencari, menemukan atau berkarya. Dari evaluasi yang dilakukan penulis terhadap siswa kelas VI SDN 2 CIUYAH, sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran MATEMATIKA tentang Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit terbukti dari evaluasi yang dicapai siswa kurang memuaskan hanya 15 dari 28 yang mencapai tingkat pemahaman diatas KKM 59.Jadi hanya 55,55 % siswa yang mendapat nilai diatas KKM 59 dan siswa yang mendapat nilai 59 kebawah sekitar 13 siswa atau 45,45 % dengan rata-ratanya 65,00. Melihat kondisi pemahaman siswa ini, maka salah satu upaya yang dilakukan adalah menggunakan metode demonstrasi dalam materi Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit untuk setiap siswa agar termotivasi untuk belajar mandiri dan terciptanya sikap, moral, etika dan suasana belajar belajar yang menyenangkan sehingga hasil belajar siswa meningkat. 1. Identifikasi Masalah. Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah utama adalah “ Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas VI SDN 2 Ciuyah dalam memahami Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit. 3 Maka rumusan masalahnya adalah : a.Bagaimana cara menggunakan metode Demonstrasi dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam materi tentang Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit ?. b.Bagimana hasil belajar siswa setelah menggunakan metode demonstrasi dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam materi Tentang Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit ?. c.Apa keuntungan dan kelamahan dalam menggunakan metode demonstrasi dalam pemahaman materi Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit ?. 2.Analisis Masalah. Hasil yang diperoleh setelah berdiskusi dengan teman sejawat tentang materi pembelajaran MATEMATIKA yang telah disampaikan ternyata siswa kurang. menguasai materi, hal ini disebabkan karena guru : a.Guru kurang bervariasi dalam menyampaikan m ater pembelajarannya. b.Guru terlalu cepat dan monoton serta tekanan intonasinya ketika memberikan materi pembelajaran. c.Guru tidak membiasakan menggunakan alat peraga. B. RUMUSAN MASALAH Dari hasil rumusan masalah pembelajaran MATEMATIKA tentang metode Demonstrasi tentang Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit adalah bagaimana meningkatkan pemahaman siswa kelas VI dalam pembelajaran MATEMATIKA melalui penerapan metode demonstrasi. Perumusan masalahnya dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran MATEMATIKA pada materi Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit ? 4 2. Bagaimana keaktifan siswa dalam pembelajaran MATEMATIKA pada materi Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit melalui penerapan metode demonstrasi ?. 3. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran MATEMATIKA pada materi Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit melalui penerapan metode demonstrasi ? C. TUJUAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN Tujuan perbaikan adalah untuk memperoleh data secara akurat dalam menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami materi Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit di kelas VI SDN 2 Ciuyah UPT Pendidikan Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon secara khusus tujuan perbaikan adalah : 1. Untuk mengetahui penerapan metode demonstrasi dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa tentang materi Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit. 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah penerapan metode demonstrasi 3. Dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit. 4. Untuk mengetahui keuntungan dan kelemahan penggunaan metode demonstrasi. D. MANFAAT PERBAIKAN Manfaat perbaikan 1. Bagi guru a. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran. b. Pengembangan profesionalisme guru dalam menilai dan memperbaiki proses pembelajaran. c. Melakukan kerja sama dengan teman sejawat yang mempunyai masalah pembelajaran dan mengembangkan alternative cara memperbaiki kelemahan dan melakukan perbaikan pembelajaran. 5 2. Bagi siswa Dengan adanya perbaikan pembelajaran dapat : a. Meningkatkan hasil belajar sebagai hubungan timbal balik dari perbaikan pembelajaran. b. Siswa dapat menilai dirinya dalam melakukan pembelajaran serta dapat menyikapi sendiri dalam proses pembelajarannya. 3. Bagi sekolah Hubungan perkembangan sekolah sangat erat kaitannya dengan kemampuan guru sangat menentukan dalam perkembangan sekolah dan sebaliknya kemampuan guru tidak akan berkembang tanpa ada kemauan untuk berkembang. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Tindakan Kelas – Definisi Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut. Pertama kali penelitian tindakan kelas diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt dan lainnya. Pada awalnya penelitian tindakan menjadi salah satu model penelitian yang dilakukan pada bidang pekerjaan tertentu dimana peneliti melakukan pekerjaannya, baik di bidang pendidikan, kesehatan maupun pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu contoh pekerjaan utama dalam bidang pendidikan adalah mengajar di kelas, menangani bimbingan dan konseling, dan mengelola sekolah. Dengan demikian yang menjadi subyek penelitian adalah situasi di kelas, individu siswa atau di sekolah. Para guru atau kepala sekolah dapat melakukan kegiatan penelitiannya tanpa harus pergi ke tempat lain seperti para peneliti konvensional pada umumnya. Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik. Dalam konteks pekerjaan guru maka penelitian tindakan yang dilakukannya disebut Penelitian Tindakan Kelas, dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran 6 7 di kelas tersebut. Tindakan yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini arti Kelas tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga (Suharsimi: 2005). B.Metode Pembelajaran Penulisan laporan perbaikan pembelajaran ini akan diuraikan berdasarkan teoritis yang mendukung pemikiran penulis sebagai dasar untuk melakukan penelitian sebagai judul penelitian penulis akan berusaha memaparkan kajian sesuai dengan urutan pembahasannya. Yang pertama adalah sebagian pembahasan yang menyangkut penggunaan metode pembelajaran, adapun uraiannya adalah sebagai berikut : 1. Pengertian Metode Pembelajaran Metode adalah :” Serangkaian kegiatan belajar mengajar yang perlu ditempuh oleh siswa dan guru untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan “ ( Sudirman, 1992 ; 50 ) Menurut Gunawan Undang ( 1996 : 16 ) mengatakan bahwa “ Metode merupakan suatu kumpulan sejumlah teknik, taktik atau cara kerja dalam menyampaikan materi guna mencapai tujuan yang telah dirumuskan ) 2. Fungsi Metode Dalam Pembelajaran Prosesd pembelajaran selalu menggunakan metode sebagai alat dalam proses . penggunaan metode mengajar dealam pembelajaran ditinjau segi prosenya memiliki fungsi sebagai berikut : a. Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran. b. Sebagai gambaran aktifitas yang harus ditempuh oleh siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran. c. Sebagai bahan pertimbangan untuk memenuhi alat penilaian pembelajaran. d. Sebagai bahan pertimbangan untuk memenuhi bimbingan dalam kegiatan pembelajaran baik bimbingan secara individual atau kelompok. 8 METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN Yang di maksud dengan Metode Demonstrasi dan Eksperimen ialah suatu upaya atau praktek dengan menggunakan peragaan yang di tujukan pada siswa yang tujuannya ialah agar supaya semua siswa lebih mudah dalam memahami dan mempraktekan dari apa yang telah di perolehnya dan dapat mengatasi suatu permasalah apabila terdapat perbedaan . 1. Pengertian Metode Demonstrasi Yang di maksud dengan Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa. Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat di lakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri. Metode Demonstrasi cukup baik apabila di gunakan dalam penyampaian bahan pelajaran fiqih, misalnya bagaiamana cara berwudu, shalat, memandikan orang mati, tawaf pada waktu haji,dan yang lainnya. 1. prinsip-prinsip metode demonstrasi sebagai berikut: a. Menciptakan suasana/hubungan baik dengan siswa sehingga ada keinginan dan kemauan dari siswa untuk menyaksikan apa yang didemonstrasikan; b. Mengusahakan agar demonstrasi itu dapat jelas bagi siswa yang sebelumnya tidak memahami, mengingat siswa belum tentu dapat memahami apa yang dimaksud dalam demonstrasi karena keterbatasan daya ingat; c. Memikirkan dengan cermat sebelum mendemonstrasikan suatu pokok bahasan/topik tertentu tentang adanya kesulitan yang akan ditemui siswa sambil memikirkan dan mencari cara untuk mengatasinya. 9 Aspek penting dalam metode demonstrasi: a. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar bila alat yang digunakan untuk mendemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa; b. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadikan aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga; c. Tidak semua hal yang didemonstrasikan di dalam kelas, misal alat terlalu besar; d. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis; e. Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa yang akan didemonstrasikan; f. Persiapan dan perencanaan yang matang g. Metode belajar sebagai tindakan dan langkah konkrit tidak dapat lepas dari filosofi yang mendasarinya. Dasar filosofi ini bersifat lebih abstrak yang melihat totalitas manusia sebagai pelaksana pendidikan baik sebagai pendidik maupun peserta didik. Sebagai pendidik, manusia mempunyai tanggung jawab untuk mentransfer dan mengembangkan ilmu pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan pada peserta didik. Sebagai peserta didik, manusia dilihat sebagai makhluk Tuhan yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sumber dayanya, baik aspek penalarannya, aspek sikap hatinya maupun aspek keterampilan perilakunya. Sebagai khalifah/wakil Allah di muka bumi, manusia harus mencerminkan sifat-sifat Ilahiyah dalam kehidupan dunia di muka bumi ini. Untuk dapat memerankannya manusia harus mengembangkan potensinya baik dari segi intelektualnya, moralnya maupun profesionalnya. 10 Pengembangan ini tidak lain melalui proses pendidikan 3. Adapun aspek yang penting dalam menggunakan Metode Demonstrasi adalah: a. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang di Demonstrasikan tidak bisa di amati dengan seksama oleh siswa. Misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas. b. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak di ikuti oleh aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga. c. Tidak semua hal dapat di Demonstrasikan di kelas karna sebab alat-alat yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas. d. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis e. Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa yang akan di Demonstrasikan. Dan adapun sebaiknya dalam Mendemonstrasikan pelajaran tersebut guru harus terlebih dulu Mendemonstrasikan dengan sebaik-baiknya, baru di ikuti oleh murid-muridnya yang sesuai dengan petunjuk. 4. Adapun dalam metode demonstran ini memiliki kelebihan dan ada juga kekurangannya sebagaimana yang akan di paparkan di bawah ini. Kelebihan metode demonstrasi adalah: • Perhatian anak didik dapat di pusatkan, dan titik berat yang di anggap penting oleh guru dapat di amati • Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di Demonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain. • Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar • Dapat menambah pengalaman anak didik • Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di sampaikan 11 • Dapat mengurangi kesalah pahaman karna pengajaran lebih jelas dan kongkrit • Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karena ikut serta berperan secara langsung. Setelah melihat beberapa keuntungan dari metode demonstransi tersebut, maka dalam bidang setudi agama, banyak hal-hal yang dapat di demonstrasikan terutama dalam bidang ibadat, seperti pelaksanaan shalat, zakat dan yang lainnya. Apabila teori menjalankan ibadah yang betul dan baik telah di miliki oleh anak didik, maka guru harus mencoba mendemonstrasikan di depan para murid. Dan apabila anak didik sedang mendemonstrasikan ibadah, guru harus mengamati langkah dari langkah dari setiap gera-gerik murid tersebut, sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangannya guru berkewajiban memperbaikinya. Tindakan mengamati segi-segi yang kurang baik lalu memperbaikinya akan memberikan kesan yang dalam pada diri anak didik, karna guru telah memberi pengalaman kepada anak didik baik bagi anak didik yang menjalankan Demonstrasi ataupun bagi yang menyaksikannya. Dari segi kelemahan atau metode demonstrasi adalah: • Memerlukan waktu yang cukup banyak • Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efesien • Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan- bahannya • Memerlukan tenaga yang tidak sedikit • Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstran menjadi tidak efektif. 12 5. Adapun langkah-langkah dalam penerapan metode demonstrasi adalah: A. Perencanaan Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah ; a. Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang di harapkan dapat tercapai setelah metode demontrasi berakhir. b.Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan di laksanakan. c. Memperhitungkan waktu yang di butuhkan d. Selama demonstrasi berlangsung guru haru introspeksi diri apakah: • Keterangan-keterangan dapat di dengar dengan jelas oleh siswa • Apakah semua media yang di gunaka telah di tempatkan pada posisi yang baik, hingga semua siswa dapat melihat semuanya dengan jelas • Siswa di sarankan membuat catatan yang dianggap perlu e. Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik. B. Pelaksanaannya: Hal-hal yang mesti di lakukan adalah: 1. Memeriksa hal-hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya 2. Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa 3. Mengingat pokok-pokok materi yang akan di demonstrasikan agar mencapai sasaran. 4.Memperhatikan kedaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik 5. Memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif 6. Menghindari ketegangan C. Evaluasi: Dalam kegiatan evaluasi ini dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan,menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut, baik di sekolah ataupun di rumah. 13 Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam penggunaan metode demonstrasi tersebut adalah: • Rumuskan secara spesific yang dapat di capai oleh siswa. • Susun langkah-langkah yag akan dilakukan dengan demontrasi secara teratur sesuai dengan skenario yang telah di rencanakan. • Menyiapkan peralatan yang di butuhkan sebelum demonstrasi dimulai. • Usahakan dalam melakukan demonstrasi tersebut sesuai dengan kenyataan sebenarnya. B. Metode Eksperimen a. Pengertian Metode Eksperimen Metode Eksperimen adalah Metode atau cara di mana guru dan murid bersama- sama mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari sesuatu aksi. Sedangkan menurut Ramayulis, dalam bukunya “Metodologi pendidikan agama Islam” mendefinisikan bahwa Metode Eksperimen ialah suatu metode mengajar yang di lakukan murid untuk melakuka percobaan-percobaan pada mata pelajaran tertentu. Kongkritnya adalah Ketika ingin membuktikan apakah segenangan air termasuk air suci atau air najis atau air yang suci tidak mensucikan, maka hal ini harus di buktikan secara langsung dan di adakan penelitian secara ilmiah, maka metode Eksperiman dapat membuktikannya dengan tepat. b. Target metode Eksperimen Adapun target Metode Eksperimen adalah : 1) Murid dapat membuktikan kebenaran riil dari teori-teori hukum yang berlaku 2) Diharapkan dengan metode ini murid dapat kepuasan dari hasil belajarnya d. Langkah-langkah metode eksperimen • Menerangkan Metode Eksperimen • Membicarakan terlebih dahulu permasalahan yang seknifikasi untuk di angkat 14 • Sebelum guru menetapkan alat yang di perlukan langkah-langkah apa saja yang harus di variebel-variebel apa yang harus di kontrol • Setelah eksperimen di lakukan guru harus mengumpulkan laporan, memproses kegiatan, dan mengadakan tes untuk menguji pemahaman murid. c.Kelebihan dan kekurangan Metode Eksperimen ialah: 1) Kelebihannya • Menambah keaktifan untuk berbuat dan memecahkan sendiri sebuah • Dapat melaksanakan metode ilmiah dengan baik 2) Segi kekurangannya • Tidak semua mata pelajaran dapat menggunakan metode ini • Murid yang kurang mempunyai daya intelektual yang kuat kurang baik hasilnya. Sebaiknya Metode Eksperimen ini di terapkan bagi pelajaran-pelajaran yang belum di ajarka atau di terangkan oleh metode lain sehingga Metode Eksperimen ini terasa benar fungsinya bagi siswa. Hal-hal yang Perlu di perhatikan dalam melakukan Metode Eksperimen adalah sebagai berikut; 1. Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang di butuhkan 2. Usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan eksperimen 3. Sebelum di laksanakan eksperimen siswa terlebih dahulu di berikan penjelasan dan petunjuk-petunjuk seperlunya 4. Lakukan pengelompokan atau masing-masing individu melakukan percobaan yang telah di rencanakan bila hasilnya belum memuaskan dapat di ulangi lagi untuk membuktikn kebenaranya 5. Setiap kelompok atau individu dapat melaporkan hasil percobaanya secara tertulis. Metode Demonstrasi dan Eksperimen Metode Demonstrasi Dan Eksperimen ini cocok digunakan apabila: 1. Untuk memberikan latihan keterampilan tertetu pada siswa. 2. Untuk memudahkan penjelasan yang di berikan agar siswa langsung 15 mengetahui dan dapat terampil dan melakukannya. 3.Untuk membantu siswa dalam memahami sesuatu proses secara cermat dan teliti. Keunggulan Metode Demonstrasi dan Eksperimen ini adalah: a.Perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada anak yang di Demonstrasikan atau di Eksperienkan b.Memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam berbuat c.Hal-hal yang menjadi teka-teki siswa dapat terjawab melalui eksperimen d.Menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil kesimpulan karena mereka mengamati secara langsung jalannya proses demonstrasi yang di adakan atau eksperimen. Kelemahan Metode Demonstrasi dan Eksperimen adalah: 1. Persiapan dan pelaksanaannya memakan waktu lama 2. Metode ini tidak efektif apabila tidak di tunjang dengan peralatan yang lengkap sesuai dengan kebutuhan 3.Sukar di laksanakan bila siswa belum matang kemampuan untuk Melaksanakannya Caranya Untuk Metode Demonstrasi dan Eksperimen 1. Lakukan Metode Demonstrasi dan Eksperimen dalam hal-hal yang bersifat praktis dan urgent dalam masarakat 2. Arahkan pendemonstrasian dan eksperimen agar murid-murid mendapatkan pengertian yang jelas, pembentukan sikap serta kecakapan praktis 3.Usahakan agar semua anak dapat mengikuti demonstrasi dan eksperimen 4. Berilah pengertian sejelas-jelasmya landasan teori dari apa yang hendak di demonstrasikan maupun di eksperimenkan Metode Demonstrasi adalah salah satu metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu dengan jalan 16 mendemonstrasikan terlebih dulu kepada siswa.Metode ini dapat menghilangkan varbalisme sehingga siswa akan semakin memahami materipelajaran.Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu di perhatikan agar metode ini dapat berjalan dengan efektif dan efesien.Metode Eksperimen adalah suatu metode di mana murid melakukan pekerjaan akademis dalam mata pelajaran tertentu dengan menyaksikan peragaan- peragaan tersebut.Namun yang perlu di perhatikan oleh guru tentang Metode Demonstrasi dan Eksperimen ialah karna kedua metode ini memiliki kekurangan dan kelebihan. BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBEAJARAN A. Subyek Penelitian 1.Lokasi Penelitian Tempat yang dipakai oleh peneliti untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas adalah Kelas VI SDN 2 Ciuyah UPT Pendidikan Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pelaksanaan dan tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar, karena selain bertindak sebagai peneliti juga bertindak sebagai pengajar / guru di sekolah tersebut. Dasar – dasar pertimbangan memilih lokasi penelitian tersebut adalah : SDN 2 Ciuyah UPT Pendidikan Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon merupakan tempat tugas peneliti, sehingga memudahkan dalam melaksanakan penelitian. a.Adanya masalah yang dihadapi guru sebagai peneliti berkaitan dengan proses pembelajaran b.Memperkenalkan kegiatan penelitian tindakan kelas kepada rekan sejawat, guru-guru diharapkan dapat melakukan penelitian tersebut dengan tujuan agar meningkatkan kualitas mengajar, aktifitas pemahaman dan hasil belajar siswa meningkat. 1. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan selama bulan September 2012. Berikut penulis sajikan waktu pelaksanaan kegiatan penelitian : 17 18 Tabel Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika di SDN 2 Ciuyah Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon. NO HariI / Tanggal SIKLUS Jam Pelajaran Fokus Perbaikan 1. 2. 3. Kamis, 13 September 2012 Selasa, 25 September 2012 Kamis, 04 Oktober 2012 Pra Siklus Siklus I Siklus II Ke 3 ( 08.25 – 09.00 ) Ke 3 ( 08.25 – 09.00 ) Ke 3 ( 08.25 – 09.00 ) -Aktifitas Siswa Kurang -Hasil belajar Siswa Masih Rendah - Aktifitas Siswa Meningkat - Hasil Belajar Belum Maksimal -Aktifitas Siswa Meningkat - Hasil Belajar Maksimal dan Memuaskan. 2. Mata Pelajaran Mata pelajaran yang dijadikan bahan penelitian adalah mata pelajaran Matematika dengan materi tentang Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit dengan metode demonstrasi. 3. Kelas Kelas yang dijadikan tempat penelitian oleh peneliti adalah kelas VI SDN 2 Ciuyah Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon. Kelas tersebut merupakan kelas tempat penelitian menjalankan aktivitas sehari-hari sebagai guru di SD tersebut. 4. Karakteristik Siswa Jumlah siswa kelas VI SDN 2 Ciuyah UPT Pendidikan Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon sebanyak 28 siswa terdiri dari 12 laki-laki dan 16 perempuan. Karakteristik siswa kelas VI SDN 2 Ciuyah UPT Pendidikan Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon tergolong pada tingkat beragam. Partisipasi orang tua tergolong sedang dalam memperhatikan anaknya dalam pembelajaran. Penduduk disekitarnya sebagian besar adalah petani, keadaan perekonomian penduduk di desa Ciuyah rata-rata menengah kebawah. 19 Catatan : Sebagian siswanya dari Keluarga Petani dan Buruh Tani 5. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas merupakan pengawasan dan program yang berkelanjutan agar tujuan pendidikan yang kita cita-citakan yaitu Pendidikan yang berkualitas dan bermutu dalam segala bidang, hal ini tidak dapat hanya dikerjakan oleh satu orang guru saja, melainkan adanya kebersamaan dalam menjalankan tugas sesuai Tugas Pokok dan Fungsinya sebagai guru, demikian juga dengan komite maupun orang tua murid agar terjalin hubungan yang harmonis dalam mengembangkan dunia pendidikan. Maka apapun yang kita inginkan akan terwujud. Guru merupakan Abdi Negara yang harus selalu siap dalam segala medan dan dalam situasi apapun serta dalam keadaan apapun tetap setia dan dengan senang hati untuk mengajar dan mendidik anak-anak bangsa agar menjadi anak bangsa yang cerdas, mandiri, aktif kreatif, trampil dan berkarakter, sehingga dapat bersaing dan berkompetisi dimasa globalisasi dimasa yang akan datang. B. Deskripsi Persiklus 1. Persiapan PTK Kegiatan yang peneliti lakukan dalam merencanakan PTK adalah sebagai berikut : a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) tentang materi Matematika tentang Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit dengan metode demonstrasi. b. Membuat pedoman observasi sebagai instrument untuk mengumpulkan data tentang metode pembelajaran. c. Menentukan metode pembelajaran d. Menentukan guru yang dijadikan sebagai observer e. Menganalisis hasil pembelajaran untuk dijadikan bahan pengolahan hasil penelitian. 20 2. Pelaksanaan Tindakan Pelajaran MATEMATIKA Kegiatan melaksanakan PTK adalah melaksanakan pembelajaran Matematika tentang Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit dengan metode demonstrasi. Dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Berdasarkan temuan dan focus permasalahan seperti tersebut diatas, maka peneliti mulai menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang dilakukan dengan siklus perbaikan untuk lebih jelasnya rencana perbaikan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut : Siklus I 1. Perencanaan Perbaikan Pembelajaran a. Mempersiapkan rencana perbaikan pembelajaran ( RPP ) b. Membuat pedoman observasi dan pengamatan c. Menyiapkan materi pembelajaran dan soal-soal 2. Pelaksanaan / Tindakan a. Memotivasi siswa untuk menyenangi MATEMATIKA. b. Tanya jawab tentang materi pelajaran c. Menjelaskan materi dengan bahasa yang mudah di mengerti oleh siswa d. Memberikan soal latihan secara bertahap dengan bobot yang mudah e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Menyimpulkan materi pelajaran yang disampaikan. f.Memberikan evaluasi dengan soal yang mudah 2. Observasi dan Evaluasi a.Pemahaman siswa pada materi pelajaran sudah mulai meningkat namun masih belum maksimal. Dari hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I di dapat nilai rata-rata siswa 83,93 ( daftar nilai terlampir ). Siswa yang nilainya diatas KKM 59 sebanyak 21 siswa dari 28 siswa ( 82,93 % ) dan siswa yang nilainya dibawah KKM 59 sebanyak 7 siswa dari 28 siswa ( 17.07 % ) 21 a. Aktivitas siswa dalam pembelajaran masih kurang. Siswa masih merasa takut salah untuk ikut terlibat aktif, dan merasa malu pada teman-temannya ketika jawabannya salah 3. Refleksi Dari hasil pengamatan, observasi teman sejawat dan konsultasi dengan supervisor tentang pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I didapat hasil yang belum memuaskan, prestasi siswa belum mencapai target yang didinginkan yaitu 100 % diatas KKM 59, aktivitas belajar siswa kurang terlibat aktif sehingga pembelajaran siklus I belum dapat dikatakan berhasil dan dilanjutkan dengan siklus II. Siklus II 1). Perencanaan Perbaikan Pembelajaran a. Mempersiapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran ( R P P ) b. Membuat Pedoman Observasi dan Pengamatan. c. Menyiapakan Materi Pembelajaran dan Soal-soal. 2). Pelaksanaan atau Tindakan a. Memotivasi Siswa untuk menyenangi MATEMATIKA. b. Tanya jawab tentang materi pelajaran. c. Menjelaskan materi pelajaran dengan bahasa yang mudah. d. Memberikan soal latihan secara bertahap dengan bobot yang sedang e. Memberikan evaluasi dengan soal yang sedang 3). Observasi dan Latihan. a. Pemahaman siswa pada materi pelajaran sudah mulai meningkat ini terlihat dari hasil evaluasi siswa yang semua nilainya diatas KKM. 22 b. Dari hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus II didapat nilai rata- rata siswa 100.00 ( Nilai terlampir ). Siswa yang nilainya diatas KKM 59 sebanyak 28 siswa ( 100 % ) dan siswa yang nilainya dibawah KKM 59 sebanyak 0 siswa ( 0 % ) c.Aktifitas siswa dalam pembelajaran sudah meningkat siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, siswa tidak merasa takut salah dan tidak merasa malu pada temannya ketika jawabannya salah. 4). Refleksi. Dari hasil pengamatan observasi teman sejawat dan konsultasi dengan supervisor tentang pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II didapat hasil yang memuaskan, prestasi sudah mencapai target yang diinginkan yaitu 100% diatas KKM 59. Aktifitas belajar siswapun aktif sehingga perbaikan pembelajaran siklus II dapat dikatakan berhasil. 3.Instrumen Penelitian Instrumen yang peneliti gunakan untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas ini adalah : a.Tes tertulis Tes tertulis digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai penguasaan konsep pada pembelajaran yang telah dipelajari. b.Lembar observasi Observasi dilakukan secara langsung oleh observer ( Teman sejawat ) untuk mengumpulkan data tentang proses kegiatan secara kualitatif. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Persiklus Pembahasan terdahulu mengenai aktivitas pembelajaran yang di laksanakan sebagai realisasi dan perencanaan yang telah di laksanakan sebelumnya. Perencanaan yang telah disusun dengan baik tidak akan menutup kemungkinan terjadi hal-hal di luar perencanaan, hal tersebut di sebabkan penelitian yang dilaksanakan belum sepenuhnya mengungkap dan memberikan gambaran mengenai subyek penelitian secara keseluruhan. Pelaksanaan penelitian terdiri dari tindakan yang menitik beratkan pada latihan dalam meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa pada pemahaman tentang pembelajaran Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit dengan metode demonstrasi sehingga ujian PTK dapat di buktikan dengan penelitian yang telah dilaksanakan. Hasil temuan-temuan yang diperoleh peneliti pada pelaksanaan tindakan dapat disesuaikan sebagai berikut. Pelajaran ( MATEMATIKA ) Siklus I Perbaikan pembelajaran pada siklus I melaksanakan pembelajaran MATEMATIKA menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit dengan metode demonstrasi yang disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Perbaikan pembelajaran siklus I mata pelajaran MATEMATIKA dilaksanakan pada hari Selasa, 25 September 2012 pukul 08.10 sampai dengan pukul 08.45 dengan jumlah siswa 28 orang yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 16 siswi perempuan. Pada perbaikan pembelajaran MATEMATIKA siklus I, kegiatan diawali dengan berdo’a, mengkondisikan siswa untuk megikuti pembelajaran yang kondusif dan dilanjutkan dengan memberikan appersepsi. 23 24 Pada kegiatan akhir siswa mengerjakan soal latihan, dan kemudian bersama-sama guru menyimpulkan materi pelajaran yang baru saja disampaikan, kemudian guru memberikan tindak lanjut. Setelah proses pembelajaran selesai, pada siklus I maka dilakukan pengumpulan data-data yang telah diperoleh untuk dianalisis. Dari hasil observasi menunjukan bahwa sebagian besar siswa dapat mengikuti pembelajaran dan merespon pertanyaan-pertanyaan dari guru. Namun pada saat pembelajaran masih ada siswa yang kurang memperhatikan guru dan hasil belajar siswa pun hasilnya kurang berhasil. Tabel 4.1 Format penilaian proses siswa dalam pembelajaran MATEMATIKA No Aspek yang diamati Keterangan 1 2 3 4 5 1 Mengajukan Pertanyaan  2 Menjawab Pertanyaan  3 Menyampaikan Pendapat  4 Memperhatikan Secara Aktif  5 Bekerja dan Belajar Secara Aktif  Jumlah 19 Rata - rata 3,8 Tabel 4.2 Nilai hasil siswa pada pembelajaran MATEMATIKA No Rekapitulasi Nilai Awal Nilai Siklus I 1 Jumlah nilai 1.920 2.450 2 Rata – rata nilai 68,57 87,50 3 Siswa di atas KKM 15 21 4 Persentase 55,55 % 75,00 % 5 Siswa di bawah KKM 13 7 6 Persentase 44,45 % 25,00 % 25 Grafik Perkembangan nilai pembelajaran awal ke perbaikan pembelajaran siklus I mata pelajaran MATEMATIKA, peneliti sajikan sebagai berikut ( daftar nilai terlampir ) : Grafik 4.1 Hasil tes terbaik pembelajaran MATEMATIKA siklus I Nilai KKM 59 26 Setelah data di analisis dimulai dari menganalisis hasil observasi, LKS, dan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dengan metode demonsstrasi dapat disimpulkan bahwa hasil dari proses pembelajaran MATEMATIKA dengan materi Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit dengan metode demonstrasi diperoleh dari hasil yang cukup relevan disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa dari setiap kelompok maupun secara individu. Pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dari hasil penilaian proses siswa selama pembelajaran dengan hasil yang cukup baik namun kurang memuaskan. Dengan demikian, proses pembelajaran pada siklus I belum berhasil dan dilanjutkan pada siklus II Siklus II Penelitian siklus II pembelajaran MATEMATIKA dilaksanakan pada hari Kamis, 04 Oktober 2012, pada pukul 08.10 sampai dengan pukul 08.345 dengan jumlah siswa 28 orang yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 16 siswi perempuan. Pada pembelajaran MATEMATIKA siklus II, kegiatan diawali dengan mengkondisikan siswa kearah belajar yang kondusif dan melakukan appersepsi. Pada kegiatan ini siswa dan guru mendiskusikan hasil pengamatan yang dilaksanakan pada siklus I tentang Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit. Pada kegiatan akhir siswa dan guru menyimpulkan materi, memberikan evaluasi dan tindak lanjut. Setelah proses pembelajaran berakhir pada siklus II maka dilakukan pengumpulan data-data yang telah diperoleh untuk dianalisis. Dari hasil observasi menunjukan bahwa sebagian besar siswa dapat merespon pertanyaan-pertanyaan guru, melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik serta hasil belajar siswa yang meningkat dengan nilai rata-rata 100,00. Siswa yang nilainya diatas KKM 59 sebanyak 28 siswa (100 %) dan tidak ada satupun siswa yang mendapat nilai dibawah KKM 59 ( 0 % ). 27 Tabel 4.3 Format Penilaian Proses Siswa dalam Pembelajaran MATEMATIKA No Aspek yang diamati Nilai Keterangan 1 2 3 4 5 1 Mengajukan Pertanyaan  2 Menjawab Pertanyaan  3 Menyampaikan Pendapat  4 Memperhatikan Secara Aktif  5 Bekerja dan Belajar Secara Aktif  Jumlah 22 Rata - rata 4,4 Tabel 4.4 Nilai hasil siswa pada pembelajaran MATEMATIKA No Rekapitulasi Nilai Siklus I Nilai Siklus II 1 Jumlah nilai 2.450 2.800 2 Rata – rata nilai 71,75 100.00 3 Siswa di atas KKM 21 28 4 Persentase 75,00 % 100 % 5 Siswa di bawah KKM 7 0 6 Persentase 25,00 % 0 % Grafik perkembangan nilai dari perbaikan pembelajaran Siklus I dan ke Siklus II mata pelajaran MATEMATIKA, peneliti sajikan sebagai berikut ( daftar nilai terlampir ) 28 Grafik 4.2 Hasil tes perbaikan pembelajaran MATEMATIKA siklus II Nilai KKM 59 Setelah data dianalisis di mulai dari menganalisis hasil observasi, LKS, dan pembelajaran tentang Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit dengan metode demosntrasi dapat disimpulkan bahwa siswa selama pembelajaran pada siklus II berhasil dengan nilai rata-rata 100,00 . Nilai seluruh siswa 100 % di atas KKM 59. 29 B.Pembahasan dari setiap Siklus Pelajaran MATEMATIKA. Perencanaan perbaikan pembelajaran yang telah peneliti tetapkan padadasarnya dilakukan sesuai dengan harapan. Hal tersebut dapat menunjukkan relevansi dengan kondisi dan situasi yang ada dilapangan namun, pada proses pembelajaran yang berlangsung di kelas peneliti masih menghadapi masalah baik berkaitan dengan materi yang diberikan, maupun secara teknis di lapangan. Kendala tersebut datang dari siswa sebagai pembelajaran maupun guru itu sendiri. Namun demikian peneliti berusaha seoptimal mungkin agar pembelajaran ini benar-benar bermanfaat baik bagi siswa maupun bagi guru. Perencanaan yang baik adalah disususn dengan matang sehingga tingkat kesulitan dapat diatasi. Penerapan metode demonstrasi pada materi peranan Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit pada pelajaran MATEMATIKA di kelas VI tepat digunakan. Aktifitas siswa dalam pembelajaran MATEMATIKA dapat meningkat siswa secara aktif menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru tanpa tergantung pada penjelasan dari guru atau menunggu jawaban dari teman yang akan menjawab. Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode demonstrasi pada pembelajaran MATEMATIKA tentang Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit dapat mencapai target.Nilai prestasi siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dapat mencapai 100% diatas nilai KKM yang telah ditentukan.Ini terlihat dari nilai setiap siklus tindakan.Pembelajaran MATEMATIKA dengan rata-rata 60,97 (15 siswa diatas KKM 59) pada pembajaran awal menjadi 100,00 ( 28 siswa diatas KKM 59 ) pada siklus II nilai rata-rata hasil perbaikan pembelajaran MATEMATIKA tentang Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit dengan metode demonstrasi. 30 Hasil pembelajaran MATEMATIKA tentang Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit dengan metode demonstrasi dapat meningkat keaktifan dan minat siswa secara menyeluruh dan meningkatkan hasil belajar siswa. Ini terlihat dari hasil setiap siklus ke siklus. Untuk lebih jelas memperoleh gambaran nilai pada setiap tindakan dapat dilihat pada table dibawah ini: Tabel 4.5 Nilai hasil Perbaikan Mata Pelajaran MATEMATIKA dengan KKM 59 Rekap Hasil Perbaikan Pembelajaran Nilai MATEMATIKA Awal Siklus I Siklus II Jumlah Nilai Rata-rata Nilai Siswa < KKM Persentase Siswa > KKM Persentase 1.920 65,00 13 45,45 % 15 55,55 % 2.450 83,93 7 16,07 % 21 82,93 % 2.800 100,00 0 0 % 28 0 % Grafik perkembangan nilai dari pembelajaran awal, Siklus I, dan Siklus II Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Peneliti sajikan sebagai berikut : 31 Grafik 4.3 Hasil Perbaikan Pembelajaran MATEMATIKA Awal, Siklus I dan Siklus II Nilai KKM 59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dari setiap tindakan dimulai dari siklus I sampai siklus II yang telah diuraikan secara rinci dalam BAB IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Pembelajaran MATEMATIKA kelas VI semester II tentang Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit akan lebih baik jika dengan menggunakan metode demonstrasi. b. Antusias siswa dalam pembelajaran MATEMATIKA dengan penggunaan metode demonstrasi lebih aktif, hidup, dan menyenangkan karena dapat mengenal Negara-negara yang ada di dunia. Khususnya Negara yang ada belahan benua Asia dan Afrika, sehingga secara aktif dapat mengenal dan menyebutkan Negara-negara yang ada didunia. c. Hasil belajar siswapun dalam pembelajaran MATEMATIKA tentang Pemecahan Masalah dengan Rumus Debit dengan penggunaan metode demonstrasi mengalami peningkatan. Hal tersebut ditunjukkan melalui perolehan nilai dari setiap tindakan baik penilaian proses ataupun akhir pada pembelajaran awal nilai rata-rata 65,00. dengan jumlah siswa yang diatas KKM 59 sebanyak 15 siswa. ( 55,55 % ) dan siswa yang nilainya dibawah 59 sebanyak 13 siswa ( 45,45 % ). Pada proses perbaikan pembelajaran siklus I nilai rata-rata 83,93 siswa yang nilainya diatas 59 sebanyak 21 siswa ( 82,93 % ) dan siswa yang nilainya dibawah KKM 59 sebanyak 7 siswa ( 16,07 % ) dan nilai rata-rata pada siklus II adalah 100,00 dengan jumlah siswa yang nilainya diatas KKM 59 sebanyak 28 siswa ( 100 % ) dan siswa yang nilainya dibawah KKM 59 sebanyak 0 ( 0 % ). 32 33 B. SARAN – SARAN. Adapun saran-saran yang dapat bermanfaat bagi perbaikan pembelajaran, baik untuk peneliti sendiri maupun untuk guru – guru yang lainnya, dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Dalam pelaksanaan pembelajaran, hendaknya guru mempersiapkan dan merancang rencana pembelajaran dengan matang yang relevan, materi, pendekatan yang digunakan harus disesuaikan dengan perkembangan dan kondisi siswa serta seharusnya p[enggunaan multi media dan metode pembelajaran yang sesuai denganm materi pembelajaran sehingga dapat tercapai hasil yang memuaskan. a.menekankan pada sikap,moral, dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. b.Memberikan latihan yang variatif dalam proses pembelajaran hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan hasil belajar siswa perlu dipertahankan. Tindakan perbaikan yang telah dicapai perlu terus dikembangkan serta dilaksanakan dalam menjalankan tugas sehari-hari. Masalah-masalh baru yang timbul sebaiknya harus ditindaklanjuti melalui penelitian tindakan kelas yang berkesinambungan. Perbaikan kesinambungan melalui PTK membuat kinerja guru lebih professional dan kualitas pembelajaran lebih meningkat serta dapat menumbuhkembangkan sikap rasa percaya diri dalam tugas Daftar Pustaka Komplementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (Model-model Pembelajaran ).Bandung : Bina Media Informasi, Kartadinata,S & Dantas,N.(1997).Landasan – landasan Pendidikan Sekolah Dasar.Jakarta : DEPDIKNAS .Mikarsa,Heri Lestari .(2007). Pendidikan Anak di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.Setiawan Denny. ( 2007 ). Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta ;Departemen Pendidikan Nasional,(2006) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Jakarta Dharma Bhakti. Departemen Pendidikan Nasional,(2003),Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta Depdiknas Djamarah,S.B.& Aswan2,(2002), Strategi Belajar Mengajar .Jakarta Rineko Cipta. Karli,H & Yuliaratiningsih ,M.S (2002).Universitas Terbuka. Suprayekti, dkk. ( 2007 ) Pembaharuan Pembelajaran di SD Jakarta. Universitas Terbuka. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI ( 2007 ) Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung : PT. IMTIMA. Andayani ( 2009 ), Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: UT. Aqib,Zainal(2006),Penenilitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya . Sumantri, M. dan Permana, J ( 2001 ). Strategi Mengajar Bandung : CV. Maulana. 34 1. RPP MATEMATIKA AWAL ( Pra Siklus ) 2. RPP PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS I. 3. RPP PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS II. 4. GAMBAR – GAMBAR / FOTO – FOTO 5. JURNAL PEMBIMBINGAN 6. TANDA BUKTI SETORAN 7. KARTU TANDA MAHASISWA 8. NILAI UJIAN PKP DARI SUPERVISOR 2 9. Kesediaan sebagai Supervisor 2 Penyelenggaraan PKP 10. Surat Pernyataan Kesediaan Sebagai Supervisor 11. Buku Materi Pelajaran 12. Pemetaan Standar Kompetensi (SK) Dan Kompetensi Dasar (KD) Tahun Pelajaran : 2012 - 2013. 13. Silabus Pembelajaran 14. MOTTO 35 FOTO PROFIL MAHASISWA TAHAP AWAL PEMBELAJARAN SISWA BERSAMA GURU UNTUK MEMAHAMI SATUAN WAKTU DAN PEMANFAATAN WAKTU BERFUNGSI UNTUK MENGUKUR BERAPA LAMA WAKTU YANG DIBUTUHKAN KETIKA MENGISI BAK MANDI, TEMPAYAN, EMBER ATAU TEMPAT AIR LAINNYA, SERTA BENDA CAIR YANG LAIN DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS DEBIT DENGAN ALAT PERAGA YANG SANGAT SEDERHANA TERNYATA DAPAT MEMBUAHKAN HASIL YANG MAKSIMAL TENTANG PEMECAHAN MASALAH DENGAN RUMUS DEBIT DENGAN PENUH SEMANGAT DAN RASA PENASARAN SISWA MENYAKSIKAN AKSI DEMONSTRASI TENTANG PEMECAHAN MASALAH DENGAN RUMUS DEBIT SISWA ANTUSIAS MENYAKSIKAN DAN TERLIBAT LANGSUNG DALAM MENDEMONSTRASIKAN TENTANG BANYAKNYA AIR YANG KELUAR DARI LUBANG BOTOL PLASTIK TENTANG PEMECAHAN MASALAH DENGAN RUMUS DEBIT SISWA SEDANG BERDISKUSI KELOMPOK TENTANG PEMECAHAN MASALAH DENGAN RUMUS DEBIT SISWA SEDANG MEMPRESENTASIKAN HASIL DISKUSI KELOMPOK DIDEPAN KELAS DALAM MEMPERTAHANKAN HASIL JAWABAN KELOMPOK SECARA BERGANTIAN MASING-MASING KELOMPOK MATERI TENTANG PEMECAHAN MASALAH DENGAN RUMUS DEBIT SISWA MENGERJAKAN SOAL-SOAL LATIHAN MATERI TENTANG PEMECAHAN MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS DEBIT SISWA DAPAT MENYELESAIKAN SOAL-SOAL LATIHAN TEPAT WAKTU TERLIHAT WAJAH CERAH, RIANG DAN GEMBIRA RIA MOTTO TIADA KEBERHASILAN TANPA USAHA DAN UPAYA SELALU BERSERAH DIRI KARENA SEMUA APAPUN BENTUKNYA

Petualang yang tak pernah lelah

Apakah Petualang Tak Pernah merasa Lelah......? Aku ba kelinci...... setiap orang dan anak suka.......... selalu berpindah tangan dan berpindah kandang..... Lantas ......bolehkah aku bersuara atau menolak itu semua.......? atau aku harus berserah diri......? Ya ALLAH aku bersera kepada Mu.....berikan ketabahan dan kesabaran dalam menjalani kisah hidup ........